Langsung ke konten utama

Rumah Sastra Boltim. Kenyamanan, Kesederhanaan dan Persahabatan

"Sekarang saya mengerti nilai dari sebuah perjalanan adalah saat kau menemukan kenyamanan serta kesederhanaan pada waktu malam dan persahabatan pada waktu pagi".

Rumah sastra Boltim berlokasi di desa Buyat, Bolaang Mongondow Timur adalah tempat sederhana yang mengajari saya banyak hal mengenai arti dari sebuah perjalanan. Tidak butuh waktu yang lama untuk saya jatuh cinta dengan tempat ini, ia mungkin terlihat sangat sederhana dengan desain yang seperti itu, tak ada kasur empuk, tak ada ac, tak ada kamar mandi, dan tak ada yang dapat memanjakanmu seperti layaknya dihotel manapun.

Saya tiba malam hari pukul 21:30 di rumah sastra ini, selama di perjalanan saya berpikir bahwa tempat ini terletak sangat jauh dari pemukiman penduduk, malam hari dengan cuaca dingin, susah air dan tak ada toilet, dengan pemikiran seperti itu saya merasa sedikit menyesal mengikuti perjalanan ini. Tapi itu semua terjawab dan terbantahkan sesampainya saya disana, terdengar dari jarak beberapa meter saja saya mendengar ada sebuah aliran air yang mengaliri area persawahan dan semakin mendekat langkah kaki saya menuju rumah sastra, ternyata saya juga sudah ditunggu dan disambut dengan pemandangan bulan yang bersinar di atas gunung torotakon yang dimana mengelilingi area persawahan, ini sebuah malam yang penuh dengan kesederhanaan, kata saya dalam hati. Yang dimana beberapa waktu lalu saya sempat berpikir tentang penyesalan dengan perjalanan ini karena sifat manja saya yang lebih berpikir sempit tentang arti dari apa itu kenyamanan dan kemewahan dalam sebuah perjalanan. 

Pemikiran lain saya juga terbantahkan, di lokasi rumah sastra ini ternyata dekat dengan pemukiman warga, suhu udara yang tidak begitu dingin dan tersedianya toilet walaupun itu toilet warga yang dikasih untuk kita pakai selama beberapa hari disini.

Setiap malam saya tidur di rumah sastra. Tak ada suara musik, tak ada suara apapun hanya suara pemberian alam dari aliran air yang berfungsi mengaliri area persawahan menghantar pertiduran saya setiap malam. Tuhan memang baik, saya tertidur dengan dinina bobokan sebuah senandung sederhana dari aliran air ini. Saya jatuh cinta dengan karya-Nya dan saya merasa Ia memiliki hati seindah dan serupa karya-Nya yang saya saksikan dan nikmati saat ini.

Suasana malam hari didalam rumah Sastra Boltim.
Saya tidak sempat memotret area persawahan karena keadaan begitu gelap disekitar area sawah.


"Setiap malam, kesederhanaan itu yang menjadi penyenyak tidur saya bukan kemewahan yang saya pikirkan sebelumnya".

Semua malam yang begitu indah tapi ada juga pagi yang melengkapi keindahannya.

Pemandangan sawah dan Gunung Torotakon

Menikmati kopi panas dipagi hari dengan pemandangan indah ini

Sawah, gunung dan langit yang begitu cerah

Disetiap pagi saya mendapat salam selamat pagi yang begitu bersahabat dari suara burung, langit yang biru, dan sinar mentari pagi yang penuh dengan kehangatan. Saya senang menyebutnya pagi yang penuh dengan persahabatan, karena semua kawan saya juga sudah bangun serta ada juga beberapa kawan yang lain datang mengunjungi kami setiap pagi dengan membawa berbagai macam cerita dan tawa yang begitu kaya akan pengalaman dan bahasa.
ada kawan, ada tawa dan cerita

Dari semua yang saya alami melalui cerita saya diatas, saya harus mengakui bahwa saya bukan seorang pelancong yang baik pada awalnya. Memiliki mindset yang salah akan arti dari sebuah kesederhanaan, kenyamanan, dan persahabatan dalam sebuah perjalanan membuat saya merasa paling bodoh dalam memahami hidup. Tapi saya beruntung, menemukan arti apa itu perjalanan dari sebuah tempat yang begitu sederhana,Rumah Sastra Boltim. Dan tidak lupa saya juga mau berterima kasih kepada Om Jamal yang sebagai pemilik Rumah Sastra ini serta sebagai orang yang begitu mencintai sastra karena ketulusan beliau menyambut kami. Tetap berkarya dengan penulisan-penulisan pujanggamu yang banyak menggambarkan keindahan Bolaang Mongondow Timur, saya berharap kita bisa berjumpa lagi dilain waktu karena saya pasti akan kembali kesini lagi menikmati kesederhanaan yang disajikan oleh Rumah Sastramu. Terima Kasih!

Pagar depan

lokasi dan tanggal berdirinya rumah sastra boltim

ini lokasi didepan rumah sastra. banyak yang tentang
mantan entah kenapa. lupa nanya juga saya.wkwkwk



Kesederhanaan rumah sastra

Om Jamal pemilik rumah sastra yang memakai topi dan kemeja.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Objek Wisata Pulau Siau yang Popular

Pulau Siau adalah Pulau yang terletak di Kab.Siau Tagulandang Biaro (SITARO), Provinsi Sulawesi Utara. Bicara soal transportasi untuk menuju Pulau Siau sendiri saat ini kita hanya dapat menggunakan transportasi laut yaitu dengan Kapal Laut, karena untuk bandara udara sendiri di Pulau Siau sedang dalam tahap pembangunan. Dan untuk kapal laut menuju Pulau Siau kita bisa naik kapal cepat yang hanya membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam atau menggunakan kapal malam yang membutuhkan waktu selama 6-8 jam, dengan harga tiket yang tentunya pasti berbeda.  Pulau ini sedang menjadi trend bukan hanya dalam negeri saja tapi di luar negeri juga karena bisa kita lihat sudah banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang datang ke pulau ini. Tidak hanya menikmati pantai-pantai yang indah tapi para wisatawan ini juga mendapat kesempatan untuk menguji keberanian mereka dengan mendaki gunung Karangetang yang terkenal dengan gunung yang paling aktiv, selain itu para wisatawan juga dapat belajar sedi

"Dua Pantai yang Indah Di Pulau Manupitaeng"

M asih belum habis bahas tentang wisata yang ada di Pulau Siau.  kali ini saya akan membahas tentang salah satu  wisata yang gak kalah bagusnya dengan yang lainnya yaitu Pulau Manupitaeng,Pulau ini sedang jadi trend sekarang nih guys karena keindahan 2 pantai yang dimilikinya, pantai di sebelah kiri dinamakan pantai manupitaeng dan disebelah kanan di namakan pantai masare. Tidak hanya memiliki pantai yang bagus Pantai Masare Pulau Manupitaeng Pulau Manupitaeng Tapi pulau ini juga memiliki tempat buat snorkeling yang nice juga loh.. oh yeah di pulau ini gak ada penduduknya hanya ada 2 org suami istri yang sudah lansia ditugaskan untuk menjadi tukang jaga, karena pulau ini sendiri sudah ada pemiliknya loh,,(beruntung banget dia punya pulau secantik ini). untuk bisa sampai di Pulau Manupitaeng sendiri nih guys kita harus menggunakan speed boat, budget buat speed boat sendiri untuk yang kecil kapasitas 5-6 org berkisar antara 800-750 ribu untuk yang kapsitas lebih b

Cerita Yang Membosankan Untuk Sih Jomblo

Saya dan Anie memutuskan untuk menginap dirumah teman saya Erina untuk satu malam saja karena besok Anie sudah akan balik lagi ke KL. Tiba dirumah teman saya pada malam itu, kami disambut dengan hangat dan ramah oleh keluarga disini sehingga membuat saya sebenarnya merasa bagaikan pulang ke rumah sendiri. Erina memanggil kami masuk dan ia langsung mengajak Anie bercerita banyak hal saat itu. Mereka banyak bercerita dan berbagi banyak hal. Tapi, suasana ngobrol yang tadinya menurut saya asik tiba-tiba semakin tidak terkendali dan menjadi boring. Cerita Erina dan Anie sudah mulai banyak mengangkat tentang relationship with someone specia l. Saya rasa memang cerita mereka menarik apalagi Anie, ia sepertinya senang sekali membagikan kisah cintanya dengan pacarnya yang dahulu. Ia bercerita tentang bagaimana ia merasakan sakitnya dikhianati oleh mantannya yang kini ia sebut buaya darat dan cerita bagaimana ia menjalin hubungan dengan seorang pria bule. Mereka kelihatan terlihat connected